Gaya belajar siswa merupakan kunci
untuk mengembangkan kinerja dalam belajar. 
Setiap  siswa  tentu  memiliki 
gaya  belajar  yang 
berbeda. Mengetahui  gaya  belajar 
yang  berbeda  ini 
telah  membantu  para 
guru  di mana  pun 
untuk  dapat  mendekati 
semua  atau  hampir 
semua  siswa  hanya dengan
menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda.
Menurut  Bobbi 
DePorter  dan  Mike 
Hernacki dalam bukunya Quantum Learning halaman  110-111, 
gaya  belajar  adalah kombinasi  dari 
bagaimana  ia  menyerap, 
dan  kemudian  mengatur 
serta mengolah  informasi”.
Sedangkan  menurut 
James  dan  Gardner dalam bukunya “Gaya belajar’ halaman 42 “gaya
belajar adalah cara  yang kompleks
dimana para siswa menganggap
dan  merasa  paling 
efektif  dan  efisien 
dalam  memproses,  menyimpan 
dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”. 
Dunn
dan  Dunn dalam bukunya Psikologi  Pendidikan (Sugihartono: 2007:53   menjelaskan 
bahwa  :  “gaya 
belajar merupakan kumpulan 
karakteristik  pribadi  yang 
membuat  suatu  pembelajaran 
efektif untuk  beberapa  orang 
dan  tidak  efektif 
untuk  orang  lain”. Berati 
gaya belajar berhubungan  dengan 
cara  anak  belajar, 
serta  cara  belajar 
yang paling disukai.  
Menurut  Nasution dalam bukunya Berbagai  Pendidikan 
dalam  Proses  Belajar 
Mengajar,  ( 2009:94) gaya  belajar 
adalah  cara  yang 
konsisten  yang dilakukan  oleh 
seorang  murid  dalam 
menangkap  stimulus  atau 
informasi, 
cara  mengingat, 
berfikir  dan  memecahkan 
soal
Berdasarkan
beberapa definsi di atas, Gaya belajar
dapat disimpulkan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan
tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Setiap
orang memiliki gaya belajar
masing-masing. Pengenalan gaya belajar
sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa
maka guru dapat menerapkan tekhnik dan strategi yang tepat baik dalam
pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan yang sesuai
maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki kemampuan
mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya. Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan
yang tepat terhadap apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar
pembelajaran dapat berlangsung optimal. 
Jenis atau Tife Gaya
belajar siswa
Secara
realita jenis gaya belajar seseorang
merupakan kombinasi dari beberapa gaya
belajar. Di sini kita mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya
belajar visual, auditori, dan kinetetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat eksternal
(tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang bersifat internal
(tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola pikiran dan imajinasi)
(Didang, 2006). 
Gaya belajar merupakan
kecenderungan siswa untuk
mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung
jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan
belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slamento,2003).
Sedangkan
dalam buku Quantum Learning, gaya
belajar sesorang hanya dibagi dalam 3 jenis atau modalitas belajar
seseorang yaitu : 1) gaya belajar
atau 2) Gaya belajar atau modalitas
visual; 2) Gaya belajar  auditori atau kinestetik. Ketiga gaya belajar tersebut dikenal dengan
istilah VAK. Dalam prakteknya masing-masing dari kita belajar dengan
menggunakan ketiga modlaitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
Gaya  belajar 
visual  (visual  learner) 
menitikberatkan  ketajaman
mata/penglihatan.  Artinya,  bukti-bukti 
konkret  harus  diperlihatkan terlebih  dahulu 
agar  siswa  paham.  Ciri-ciri 
siswa  yang 
memiliki gaya  belajar  visual 
adalah  kebutuhan  yang 
tinggi  untuk  melihat dan 
juga  menangkap  informasi 
secara  visual  sebelum 
mereka memahaminya.
Siswa  dengan  gaya 
belajar  visual lebih  mudah 
mengingat  apa yang  mereka 
lihat,  seperti  bahasa 
tubuh/ekspresi  muka  gurunya, diagram,  buku 
pelajaran  bergambar  dan 
video,  sehingga  mereka 
bisa mengerti  dengan  baik 
mengenai  posisi/lokasi,  bentuk, 
angka,  dan warna. Siswa 
visual  cenderung  rapi 
dan  teratur  dan 
tidak  terganggu dengan  keributan 
yang  ada,  tetapi 
mereka  sulit  menerima instruksi verbal. 
Siswa  yang  memiliki 
gaya  belajar  visual 
menangkap  pelajaran lewat  materi 
bergambar.  Selain  itu, 
ia  memiliki  kepekaan 
yang  kuat terhadap  warna, 
disamping  mempunyai  pemahaman 
yang  cukup terhadap  masalah 
artistik.  Hanya  saja 
biasanya  ia  memiliki 
kendala untuk  berdialog  secara 
langsung  karena  terlalu 
reaktif  terhadap  suara, sehingga  sulit 
mengikuti  anjuran  secara 
lisan  dan  sering 
salah menginterpretasikan kata atau ucapan. 
Ketajaman  visual, 
lebih  menonjol  pada 
sebagian  orang,  sangat kuat 
dalam  diri  seseorang. 
Alasannya  adalah  bahwa “di 
dalam  otak terdapat  lebih 
banyak  perangkat  untuk 
memproses  informasi  visual daripada semua indera lain”.  Sedangkan menurut objeknya “masalah
penglihatan digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat
dalam dan melihat warna”.
a) Ciri-ciri gaya
belajar visual :
1)      
Bicara
agak cepat
2)      
Mementingkan
penampilan dalam berpakaian/presentasi
3)      
Tidak
mudah terganggu oleh keributan
4)      
Mengingat
yang dilihat, dari pada yang didengar
5)      
Lebih
suka membaca dari pada dibacakan
6)      
Pembaca
cepat dan tekun
7)      
Seringkali
mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak pandai memilih kata-kata
8)      
Lebih
suka melakukan demonstrasi dari pada pidato
9)      
Lebih
suka musik dari pada seni
10)   
Mempunyai
masalah untuk mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali
minta bantuan orang untuk mengulanginya
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak
visual :
1. Gunakan materi
visual seperti, gambar-gambar, diagram dan peta.
2. Gunakan warna
untuk menghilite hal-hal penting.
3. Ajak anak untuk
membaca buku-buku berilustrasi.
4. Gunakan
multi-media (contohnya: komputer dan video).
5. Ajak anak untuk
mencoba mengilustrasikan ide-idenya ke dalam gambar.
Gaya  belajar 
auditori  mempunyai  kemampuan  dalam 
hal menyerap informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya
belajar  auditorial dapat belajar
lebih cepat  dengan menggunakan
diskusi  verbal  dan 
mendengarkan  apa  yang 
guru  katakan.  Siswa
auditorial memiliki kepekaan terhadap musik dan baik dalam aktivitas
lisan,  mereka  berbicara 
dengan  irama  yang 
terpola,  biasanya pembicara yang
fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang  lebar. 
Siswa  dengan 
tipe  gaya  belajar 
ini  mudah  terganggu dengan keributan dan lemah dalam
aktivitas visual. 
Metode pembelajaran
yang tepat untuk pembelajar model seperti ini 
harus  memperhatikan  kondisi 
fisik  dari  pembelajar. 
Anak  yang mempunyai  gaya 
belajar  auditori  dapat 
belajar  lebih  cepat 
dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru
katakan. Pikiran auditori kita lebih kuat daripada  yang kita sadari. Telinga kita terus
menerus  menangkap dan  menyimpan informasi auditori, bahkan
tanpa  kita  sadari. 
Dan   “ketika  kita  
membuat   suara  sendiri 
dengan  berbicara, beberapa area
penting di otak kita menjadi aktif”.
a. Ciri-ciri gaya belajar auditori :
1)       Saat bekerja suka
bicaa kepada diri sendiri
2)       Penampilan rapi
3)       Mudah terganggu oleh
keributan
4)       Belajar dengan
mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat
5)       Senang membaca dengan
keras dan mendengarkan
6)       Menggerakkan bibir
mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca
7)       Biasanya ia pembicara
yang fasih
8)       Lebih pandai mengeja
dengan keras daripada menuliskannya
9)       Lebih suka gurauan
lisan daripada membaca komik
10)    Mempunyai masalah
dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan Visual
11)    Berbicara dalam irama
yang terpola
12)    Dapat mengulangi
kembali dan menirukan nada, berirama dan warna suara
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditori :
1. Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam diskusi baik
di dalam kelas maupun di dalam keluarga.
2. Dorong anak untuk membaca materi pelajaran dengan
keras.
3. Gunakan musik untuk mengajarkan anak.
4. Diskusikan ide dengan anak secara verbal.
5. Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam
kaset dan dorong dia untuk mendengarkannyasebelum tidur.
3. Gaya belajar
Kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh)
Gaya  belajar 
kinestetik  merupakan  aktivitas 
belajar  dengan  cara bergerak,  bekerja 
dan  menyentuh.  Pembelajar 
tipe  ini  mempunyai keunikan  dalam 
belajar  yaitu  selalu bergerak, aktivitas panca indera,  dan 
menyentuh.  Pembelajar  ini 
sulit  untuk  duduk 
diam berjam-jam karena 
keinginan  mereka  untuk 
beraktifitas dan  eksplorasi  sangatlah kuat. Mereka merasa  bisa 
belajar  lebih  baik 
jika  prosesnya  disertai kegiatan  fisik. Siswa  dengan 
tipe  ini  suka 
coba-coba  dan  umumnya kurang rapi serta lemah dalam
aktivitas verbal.
a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik :
1)     Berbicara perlahan
2)     Penampilan rapi
3)     Tidak terlalu mudah
terganggu dengan situasi keributan
4)     Belajar melalui
memanipulasi dan praktek
5)     Menghafal dengan cara
berjalan dan melihat
6)     Menggunakan jari
sebagai petunjuk ketika membaca
7)     Merasa kesulitan
untuk menulis tetapi hebat dalam bercerita
8)     Menyukai buku-buku
dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca
9)     Menyukai permainan
yang menyibukkan
10)  Tidak dapat mengingat
geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu
11)  Menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka Menggunakan kata-kata yang mengandung aksi
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik:
1.
Jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam.
2.
Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak
dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep
baru).
3.
Izinkan anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar.
4.
Gunakan warna terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan.
5.
Izinkan anak untuk belajar sambil mendengarkan musik.
Sedangkan
menurut Fleming dan Mills dalam Slamento (2003) mengajukan kategori gaya belajar (Learning Style)  dalam empat
bentul Visual, Auditory, Read-write, Kinestetic yang dikenal dengan singkat
VARK. Berikut ini penjelasan gaya
belajar (Learning Style) menurut Fleming
dan Mills:
1.   Gaya Visual (V)
Visiual  learning 
(Gaya  Belajar  Visual) 
adalah  gaya  belajar 
dengan  cara  melihat sehingga  mata 
memegang peranan  penting.  Gaya 
belajar  secara  visual 
dilakukan  seseorang untuk
memperoleh informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data
teks seperti tulisan, dan sebagainya
Kecenderungan Gaya  Belajar 
Visual biasanya meliputi menggambarkan informasi dalam bentuk peta,
diagram, garfik, flow chart dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki
dan materi lain yang digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang
dapat disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk
dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan informasi.
Orang-orang
yang memiliki Gaya Belajar Visual mempunyai ciri-ciri atau karakteristik antara
lain: 1)   Senantiasa melihat bibir guru yang sedang mengajar;  2)   Menyukai instruksi
tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3)   Saat petunjuk
untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat teman-teman lainnya baru
dia sendiri bertindak; 4)   Cenderung menggunakan gerakan tubuh
untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah kata saat mengungkapkan sesuatu; 5)   Kurang
menyukai berbicara di depan kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan
orang lain; 6)   Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang
diberikan secara lisan; 7)   Menyukai diagram, kalender maupun
grafik time-line untuk mengingat bagian peristiwa; 8)   Selalu
mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan belajar; 9)   Lebih
menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10)  Biasanya tipe ini
dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai tanpa merasa
terganggu; 11)  Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-hati; 12)  Berusaha
mengingat dan memahami menggunakan diagram, table dan peta; 13)  Mempelajari
materi dengan membaca catatan dan membuat ringkasan
Berdasarkan
cirri-ciri Gaya  Belajar 
Visual,  maka  sarana
atau media yang cocok untuk Gaya belajar
Tife Visual Learner ini antara lain: 1)   Guru yang menggunakan
bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan; 2)   Media
gambar, video, poster dan sebagainya; 3)   Buku yang banyak
mencantumkan diagram atau gambar; 4)   Flow chart; 5)   Grafik;
6)   Menandai bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan
menggunakan warna yang berbeda; 7) Symbol-simbol visual. Oleh karena itu
kenali cirri-ciri Gaya belajar siswa
agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat
Adapun  Strategi
belajar untuk Gaya belajar Tife Visual
Learner  menurut Mansur HR  adalah
sebagai berikut: (a)  Biarkan  mereka 
duduk  di  bangku 
paling  depan,  sehingga 
mereka  bisa  langsung 
melihat apa yang dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b)  Buatlah lebih banyak bagan-bagan, diagram,
flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c)  Putarkan film. (d)  Minta mereka untuk  menuliskan 
poin-poin  penting  yang 
harus  dihapalkan. (e)  Gunakan 
berbagai  ilustrasi dan  gambar. (f)  Tulis 
ulang  apa  yang 
ada  di  papan 
tulis. (g)  Gunakan  warna-warni 
yang berbeda pada tulisan.
2.  Aural atau Auditory Learning (A)
Gaya  Belajar 
Auditori  adalah  gaya 
belajar  yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena  itu 
mereka  sangat  mengandalkan 
telinganya  untuk  mencapai kesuksesan  belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio,
berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya 
Belajar  ini menggambarkan
preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar
secara maksimal dari ceramah, tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan
membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan suara keras atau
bicara kepada diri sendiri.
Berdasarkan
penjelasan di atas, cirri-ciri atau karakteristik gaya belajar Auditory
Learner antara lain : 1)   Mampu mengingat dengan baik apa yang
mereka katakana maupun yang orang lain sampaikan; 2)   Mengingat
dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan
mengulang-ulang kalimat; 3)   Sangat menyukai diskusi kelompok; 4)  
Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang mereka
pahami; 5)   Mampu menginngat dengan baik materi yang didiskusikan
dalam kelompok atau kelas; 6)   Mengenal banyak sekali lagu atau
iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit; 7)  
Suka berbicara; 8)   Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya bukanlah
pembaca yang baik); 9)      Kurang dapat
mengingat dengan baik apa yang baru saja dibacanya; 10)  Kurang dalam
mengerjakan tugas mengarang atau menulis; 11)  Kurang memperhatikan
hal-hal baru dalam lingkungan sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya
papan pengumuman yang baru dsb; 12)  Sukar bekerja dengan tenang
tanpa menimbulkan suara; 13)  Mudah terganggu konsentrasi karena
suara dan juga susah berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali
Sesuai dengan
cirri-ciri tersebut,  media atau sarana yang cocok untuk gaya belajar tife Aural atau Auditory
Learning antara lain: 1) Menghadiri kelas; 2) Diskusi; 3) Membahas
suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas suatu topic bersama dengan
guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang lain; 6) Menggunakan
perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon yang menarik; 8) Menjelaskan
bahan yang didapat secara visual (gambar, power point dsb)
Adapun  Strategi
belajar untuk gaya belajar tife Aural
atau Auditory Learning menurut Mansur HR 
adalah sebagai berikut:  (a)  Gunakan 
audio  dalam  pembelajaran 
(musik, radio, dan  lain  lain), (b)  Saat 
belajar,  biarkan  mereka 
membaca  dengan  nyaring 
dan  suara  keras.  
(c)  Seringlah  memberi 
pertanyaan  kepada  mereka. 
(d)  Membuat  diskusi 
kelas.  (e)  Menggunakan 
rekaman.  (f)   Biarkan  mereka 
menjelaskan  dengan  kata-kata. 
(g)  Biarkan mereka  menuliskan 
apa  yang  mereka 
pahami  tentang satu  mata 
pelajaran.  (h)  Belajar berkelompok.
3.   Read – Write
Selain
gaya belajar yang menekankan pada aspek mendengar, terdapat juga gaya belajar
yang lebih banyak aspek membaca dan menulis. Pada sesorang yang memiliki gaya
belajar seperti ini ia akan lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan
cara membaca atau menulis. Adapun sarana atau media yang cocok untuk gaya belajar tife Read – Write, antara
lain: Kamus, Handout, Buku teks, Catatan, Daftar, Essay, Membaca buku manual
dan berbagi jenis kegiatan lain yang berhubungan dengan membaca dan menulis.
Adapun
Strategi belajar untuk gaya belajar
tife Read – Write, antara lain 1) Tuliskan kata-kata secara berulang-ulang; 2) Baca
catatan Anda (dengan sunyi) secara berkali-kali; 3) Tulis kembali ide atau
informasi dengan kalimat yang berbeda; 4) Terjemahkan semua diagram, gambar,
dan sebagainya ke dalam kata-kata
4.   Kinestetic atau Tactile Learner (K)
Gaya  Belajar 
Kinestetik)  adalah  cara 
belajar  yang dilakukan  seseorang 
untuk  memperoleh  informasi 
dengan  melakukan  gerakan, 
sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung Gaya  Belajar 
ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi atau nyata, meskipun
pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup demonstrasi,
simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya, sama halnya dengan
studi kasus, latihan dan aplikasi.
Berdasarkan
penjelasan di atas, cirri atau karakteristiknya Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1)   Suka
menyentuh segala sesuatu yang dijumpainya; 2)   Sulit untuk
berdiam diri; 3)   Suka mengerjakan segala sesuatu dengan
menggunakan tangan; 4)   Biasanya memiliki koordinasi tubuh yang
baik; 5)   Suka menggunakan objek yang nyata sebagai alat bantu
belajar; 6)   Mempelajari hal-hal yang abstrak (symbol matematika,
peta dsb); 7)   Mengingat secara baik bila secara fisik terlibat
aktif dalam proses pembelajaran; 8)   Menikmati kesempatan untuk
menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9)   Sering
berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa memanfaatkan hasil
catatan tersebut; 10)  Menyukai penggunaan computer 11)  Mengungkapkan
minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik dengan bekerja secara
antusias; 12)  Sulit apabila diminta untik berdiam diri atau berada
disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13)  Sering
bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau mengerjakan
sesuatu
Berdasarkan
cirri-ciri tersebut, Media atau sarana yang dapat digunakan untuk Gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner,
antara lain 1)   Menggunakan seluruh panca indera : penglihatan,
sentuhan, pengecap, penciuman, pendengaran; 2)   Laboratorium; 3)  
Kunjungan lapangan; 4)   Pembicara yang memberikan contoh kehidupan
nyata; 5)   Pengaplikasian; 6)  Pameran, sampel, fotografi; 7) 
Koleksi  berbagai macam tumbuhan, serangga dan sebagainya
Adapu strategi
belajar untuk gaya belajar tife Kinestetic
atau Tactile Learner, menurut Mansur HR  adalah
sebagai berikut: (a)  Perbanyak  praktek 
lapangan.  (b)  Melakukan demonstrasi  atau 
pertunjukan  langsung  terhadap 
suatu  proses.  (c) 
Membuat  model  ataucontoh-contoh. (d)  Belajar 
tidak  harus  duduk 
secara  formal,  bisa 
dilakukan  dengan  duduk dalam 
posisi  yang  nyaman, 
walaupun  tidak  biasa 
dilakukan  oleh  murid-murid 
yang  lain. e)  Perbanyak praktek di laboratorium. (f)   Boleh menghapal sesuatu sambil bergerak,
berjalan atau  mondar-mandir  misalnya. (g)  Perbanyak 
simulasi  dan  role 
playing. (h)  Biarkan  murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Cara Untuk Mengenal Atau Mengetahui Gaya Belajar Siswa
Cara  untuk mengenal atau  mengetahui gaya  belajar siwa menurut Wijaya  Kusumah dalam http://www.gayabelajar.net bisa
kita lakukan antara lain melalui:
1)   Menggunakan
observasi secara  mendetail  terhadap 
setiap  peserta  didik melalui 
penggunaan  berbagai  metode 
belajar  mengajar  di 
kelas.  Untuk  mengenal 
peserta didik yang  mempunyai  gaya 
belajar auditori,  gunakanlah
metode  ceramah  secara 
umum. Selanjutnya  perhatikan  dan catatlah 
peserta  didik yang betah
mendengarkan  dengan  tekun hingga akhir.  Dari sini kita bisa mengklasifikasikan secara
sederhana tipe-tipe peserta didik dengan gaya auditori yang lebih
menonjol.  
2) Dengan memberikan 
tugas  kepada  peserta 
didik  untuk  melakukan pekerjaan  yang 
membutuhkan  proses  penyatuan 
bagian-bagian  yang  terpisah, 
misalnya menyatukan  model  rumah 
yang  bagian-bagiannya  terpisahkan. 
Ada  tiga  pilihan 
cara  yang bisa dilakukan dalam
menyatukan model rumah ini, (1) adalah melakukan praktek langsung dengan  mencoba 
menyatukan  bagian-bagian  rumah 
ini  setelah  melihat 
potongan-potongan yang  ada; (2)
adalah  dengan  melihat 
gambar  desain  rumah 
secara  keseluruhan,  baru 
mulai menyatukan;  dan (3) adalah membaca
petunjuk  tertulis  langkah-langkah  yang 
diperlukan untuk membangun rumah tersebut dari awal hingga akhir.
3)   Melakukan survey  atau 
tes  gaya  belajar. Tes 
gaya  belajar  ini 
biasanya menggunakan jasa konsultan atau psikolog tertentu. Karena tes gaya belajar ini menggunakan
metodologi  yang  sudah 
cukup  teruji,  biasanya 
survey  atau  tes 
gaya  belajar semacam  ini mempunyai 
akurasi  yang  tinggi 
sehingga  memudahkan  bagi 
guru  untuk  segera 
mengenal gaya belajar peserta
didik.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya belajar siswa
Menurut
Rita Dunn dalam  (Sugihartono, 2007) pelopor
di bidang gaya belajar yang lain
telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi Gaya belajar siswa, dianatranya: fisik, emosional, sosiologis, dan
lingkungan. Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang,
sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada sebagian
orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan berkelompok, sedangkan
yang lain lebih memilih belajar sendiri karena dirasa lebih efektif. Sebagian
orang memilih belajar dengan latar belakang iringan musik, sementara yang lain
tidak dapat belajar kecuali jika dalam suasana sepi. Ada orang yang memilih
lingkungan kerjanya teratur dengan rapi, tetapi yang lain selalu menggelar
segala sesuatunya agar semuanya dapat terlihat.
Sedangkan
menurut David Kolb dalam Ghufron dan Risnawati,  Gaya
belajar siswa dipengaruhi  oleh  tipe 
kepribadian,  kebiasaan atau
habit, serta  berkembang  sejalan 
dengan  waktu  dan 
pengalaman.
Berdasarkan
penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor
yang ada di dalam diri orang itu sendiri (faktor intern),  banyak pula faktor-faktor yang berasal dari
luar individu itu sendiri (faktor ekstern).
Faktor-faktor
1)   Faktor-faktor
intern yang mempengaruhi gaya belajar
siswa
a)   Faktor
jasmaniah 
Faktor jasmaniah
mencakup dua  bagian yaitu kesehatan dan
cacat tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar
akan  terganggu jika kesehatan seseorang
terganggu, selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
mengantuk bila  badannya lemah, kurang
darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh. Sedangkan cacat tubuh
adalah  sesuatu yang menyebabkan kurang
baik atau kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah
buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuhdan lain-lain. Keadaan cacat
tubuh  demikian juga mempengaruhi
kegiatan belajar seseorang. 
b)   Faktor
psikologis 
Sekurang-kurangnya
ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis yang mempengaruhi
belajar. Faktor-faktor itu adalah intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan. 
c)   Faktor
kelelahan 
Kelelahan pada
manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan
jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kurangnya minat belajar, kelesuan dan kebosanan
untuk belajar, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor
kelelahan dalam diri seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau
gaya belajar yang berbeda.
2)   Faktor-faktor ekstern 
a)   Faktor
keluarga 
Seseorang yang
belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tu a mendidik,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b)   Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang
akan mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, hubungan
siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah, suasana belajar, standar
pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian
guru, kemampuan guru memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut
mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa.
c)   Faktor
masyarakat 
Masyarakat merupakan
faktor ekstern yang juga mempengaruhi terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi cara
atau gaya belajar siswa  meliputi 
kegiatan peserta didik dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan
bentuk kehidupan masyarakat. 
 









boleh tau dimana saya memperoleh lieratur2 diatas gan? trims
ReplyDeleteDi hatimu bro...
Delete