Materi pembelajaran tentang uang terkait fungsi dan nilai adalah bagian penting dari kajian ekonomi moneter, sebagai seorang guru ekonomi di Sekolah Menengah adalah keharusan menguasi konsep terkait dengan fungsi dan nilai secara lebih mendalam.Materi ini akan sangat bermanfaat karena implementasinya dapat dilihat langsung dalam kegiatan sehari-hari peserta didik. Konsep uang akan dijelaskan dari sejarah perkembangan uang, pengertian uang, syarat-syarat uang, jenis uang, pengelolaan uang rupiah oleh BI dan unsur pengaman uang rupiah. Kamu diharapkan dapat mengusai seluruh materi yang akan diuraikan ini.
1. Sejarah Perkembangan Uang
Apa itu uang secara fisik,
rasanya sudah tidak asing lagi bagi peserta didik, tetapi bagaimana sejarah
perkembangan uang sampai akhirnya menjadi alat tukar yang sah, haruslah
dipahami oleh kamu sekalian, agar nantinya kompeten dari materi selanjutnya.
Uang merupakan alat bayar
atas transaksi jual beli yang dilakukan manusia yang memiliki konsep nilai.
Temuan manusia yang cukup fenomenal adalah uang. Hal ini bermakna bahwa uang
memiliki proses dan sejarah yang panjang sehingga akhirnya konsep dan nilainya
dapat digunakan hingga saat ini. Masyarakat Yunani kuno telah mengenal konsep
uang sudah sekitar 6000 tahun yang lalu. Ini menandakan bahwa uang sudah
melewati proses panjang. Menurut Natsir (2014) secara garis besar perkembangan
uang dapat dibagi menjadi beberapa tahap, sebagai berikut:
a. Tahap Pra Barter
Pada
tahap ini manusia belum mengenal sistem pertukaran. Sehingga jika manusia pada
masa itu ingin memenuhi kebutuhannya mereka harus berusaha sendiri. Dalam
artian mereka akan memenuhi kebutuhan dengan usaha mandiri. Misalnya, mereka
akan melakukan perburuan ketika mereka merasa lapar, kemudian bertani dan
berpindah tempat sesuai dengan letak makanan yang menjadi sumber utama
pemenuhan kebutuhannya.
b. Tahap Barter
Pada
masa ini manusia telah memahami proses pertukaran. Hal ini dilandasi oleh
adanya kesadaran bahwa mereka memiliki kebutuhan yang beragam yang mereka tidak
mampu secara mandiri untuk memenuhinya. Merekapun mulai melakukan pertukaran
atas bahan pangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka di masa itu. Sebagai
contoh, orang A memiliki buah-buahan yang berlebih sementara ia membutuhkan
ikan untuk makan. Di sisi lain orang B memiliki ikan yang cukup banyak
sementara yang ia butuhkan adalah buah-buahan. Maka mereka akan melakukan
pertukaran bahan pangan yang mereka punya. Sistem pertukaran inilah yang
disebut dengan barter. Namun, seiring berjalannya waktu jumlah manusia
meningkat dengan jenis kebutuhan yang bervariasi sehingga mereka menemui
kendala dalam menemukan orang yang memiliki barang yang cocok dengan
kebutuhannya. Pertukaran secara barter memiliki kelemahan yaitu :
a)
Sulit menemukan dua pihak yang saling membutuhkan untuk dapat terjadinya
pertukaran. Contoh: Jika Bu Surtii membutuhkan apel sementara ia hanya memiliki
beras, maka ia harus mencari orang yang memiliki apel dan membutuhkan beras.
Betapa sulitnya kita untuk mencari orang yang memiliki kehendak yang sama
dengan kita apalagi bila perekonomiannya luas.
b)
Sulit menentukan tingkat perbandingan harga yang sesuai, maksudnya bahwa dalam
sistem barter akan menemui banyak kesulitan untuk menentukan perbandingan harga/nilai
yang satu dengan lain yang akan ditukar. Misalnya 1 ekor kambing setara dengan
10 helai baju. Kondisi kambing tidak selalu sama sama ada yang gemuk dan ada
juga yang kurus. Demikian pula ukuran baju. Dengan banyaknya kelemahan yang
dimiliki oleh sistem barter ini maka manusia mulai berpikir untuk memanfaatkan
sebuah benda yang memiliki nilai terukur yang dapat digunakan sebagai alat
transaksi.
c. Tahap Uang.
Uang mengalami perkembangan
yang cukup pesat sesuai dengan pesatnya perkembangan dan tingkat kemajuan
pengetahuan dan teknologi manusia sehingga uang senantiasa menyempurnakan
sistem dan bentuknya. Menurut Conway dalam Natsir (2014) Sekitar 5000 tahun
yang lalu Irak Modern berdiri, di mana masyarakatnya telah mengenal uang koin
yang mereka namakan shekel. Shekel melambangkan jumlah tertentu yang setara
dengan emas dan perak.
2. Pengertian Uang
Kamu sudah membaca tentang
bagaimana sejarah uang sampai akhirnya uang berbentuk koin atau shekel
Berikutnya akan dijelaskan bagaimana pengertian uang .Uang merupakan hasil
ciptaan manusia yang berguna untuk melancarkan kegiatan transaksi. Uang adalah
persediaan asset yang bisa dengan segera digunakan untuk melakukan transaksi
Dalam perekonomian, uang merupakan sebuah alat yang disepakati secara bersama
oleh para pelaku kegiatan ekonomi untuk melakukan transaksi perdagangan. Secara
sederhana uang dapat didefinisikan sebagai sebuah alat tukar sah memiliki nilai
yang telah sepakati secara bersama untuk memudahkan manusia dalam transaksi
jual beli.
Menurut Budisantoso (2006),
secara teoritis uang dapat diklasifikasikan dalam dua golongan utama, yaitu
uang dalam pengertian sempit (narrow money) serta uang dalam pengertian luas
(broad money). Uang dalam arti sempit (narrow money) adalah uang yang memiliki
tingkat likuiditas paling tinggi biasanya dalam bentuk uang kartal dan uang
giral. Sementara uang dalam pengertian luas (broad money) dapat dibagi dalam
dua kelompok. Kelompok pertama, diberi notasi M2 terdiri atas narrow money
ditambah dengan rekening tabungan (saving deposit) dan rekening deposito
berjangka (time deposit). Kelompok kedua, diberi notasi M3 yang terdiri atas M2
ditambah dengan seluruh simpanan dana masyarakat pada lembaga keuangan bukan
bank.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) uang diartikan : (1) Alat tukar atau standar pengukur nilai
(kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa
kertas, emas, perak, atau logam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar
tertentu; (2) harta; kekayaan.
Berdasarkan defenisi
tersebut dapat disimpulkan bahwa uang adalah alat tukar yang memiliki standar
pengukur nilai (satuan hitung) yang sah, yang dikeluarkan oleh pemerintah yang
dapat berupa uang kartal, uang giral yang terdapat dalam rekening tabungan
maupun deposto berjangka dan seluruh simpanan masyarakat yang ada di lembaga
keuangan non bank.
3. Syarat- Syarat Uang
Kamu banyak sekali komoditi
yang pernah dijadikan uang, apapun komoditi itu, agar sah diakui diteriman
sebagai uang oleh masyarakat maka uang sebagai alat tukar harus memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut (Budisantoso: 2006):
1.
Dapat diterima oleh umum (Acceptability), uang harus dapat diterima baik oleh
pemerintah maupun setiap anggota masyarakat lainnya sebagai alat tukar, alat
ukur dan standar pembayaran dalam proses pertukaran barang dan jasa.
2.
Tahan lama dan tidak mudah rusak (durability), uamg hendaknya tidak cepat rusak
dan tidak perlu diganti setiap saat. Terpenuhinya syarat durability menyebabkan
nilai uang tidak lekas merosot karena secara fisik uang tidak akan lekas rusak.
3.
Mudah disimpan dan nilainya tetap (stability), uang perlu dijaga agar nilainya
tetap. Jika nilainya tidak tetap uang tidak akan diterima secara umum. Hal ini
sekaligus mengurangi fungsi uang sebagai alat tukar dan satuan hitung. Apabila
nilai uang sering mengalami ketidaksetabilan, maka akan sulit untuk dipercaya
oleh yang menggunakannya.
4.
Mudah dipindah dan dibawa kemana-mana (portability), uang sebaiknya mudah
dibawa untuk keperluan sehari-hari. Oleh karena itu dalam hal ini fisik uang
juga jangan terlalu besar dan diusahakan seringan mungkin. Portability dari
uang juga meningkatkan kenyaman dan rasa aman memegang uang, sebab uang dalam
jumlah besar dapat disimpan ditempat yang kecil, terlindung dan tidak diketahui
oleh orang lain.
5.
Mudah dibagi tanpa mengurangi nilai (divisibility), uang harus dapat dipecah
menjadi unit yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai untuk memudahkan
transaksi.kemudian uang tidak hanya udah dibagi, tetapi juga harus mudah dalam
pembulatan dengan kelipatan tertentu terutama dalam nilai bulat.oleh karena
itu, agar uang mudah dibagi harus dibuat dalam nominal yang beragam.
6.
Jumlahnya mencukupi ( elasticity of supply) jumlah uang yang beredar haruslah
mencukupi kebutuhan perekonomian (dunia usaha). Persediaan yang tidak cukup
untuk mengimbangi kegiatan usaha akan menyebarkan perdagangan macet dan
pertukaran kembali seperti pada perekonomian bartet. Oleh karena itu bank
sentral sebagai badan tunggal yang menciptakan uang kartal harus mampu melihat
perkembangan perekonomian yang selanjutnya mampu untuk menyediakan uang secara
cukup bagi perekonomian. Jadi kemampuan bank sentral dan lembaga keuangann yang
lain dalam penyediaan uang harus dijamin tetap baik (bersifat elastis)
7.
Syarat psikologis, bahwa uang harus bisa memuaskan keinginan orang yang
memilikinya. Orang akan terlihat lebih tenang dan puas jika membawa uang
daripada barang.
4. Jenis - Jenis Uang
Kamu sesuai dengan
perkembangan zaman, maka jenis uang pun mengalami perkembangan yang cukup
pesat. Ada baiknya Bapak/Ibu juga memahami bagaimana jenis-jenis uang yang
berbeda penggolongannya berdasarkan bahan, lembaga, kawasan, dan pemakainya,
uang dapat dikelompokkan berdasarkan kriteria sebagai berikut (Kasmir: 2014):
a. Berdasarkan bahan yang
digunakan untuk membuat uang
1).
Uang Logam, adalah uang yang bahannya terbuat dari logam tertentu seperti emas,
perak tembaga, nikel dan sebagainya. uang logam yang terdapat di Indonesia
berupa pecahan kecil mulai dari Rp. 100; sampai Rp. 1.000;. keuntungan memegang
uang logam adalah tidak mudah rusak dan kekuranganya terlalu berat untuk dibawa
kemana – mana.
2).
Uang Kertas, adalah uang bahannya terbuat dari kertas serta pengunaanya diatur
oleh undang-undang. Uang kertas mudah dibawa dalam jumlah besar maupun kecil,
dan biaya produksi uang kertas lebih murah. Adapun kekurangan dari uang kertas
yaitu mudah sobek, mudah terbakar dan lebih mudah dipalsukan.
b. Berdasarkan lembaga yang
mengeluarkannya
1).
Uang Kartal, adalah uang kertas dan uang logam yang beredar di masyarakat. Uang
ini diatur dan dikeluarkan peredaranya oleh Bank Indonesia sebagai Bank sental
serta merupakan alat pembayaran yang sah.
2).
Uang Giral, adalah uang yang digunakan sebagai alat pembayaran yang berupa cek,
bilyet giro, dan kartu kredit. Kekuatan hukumnya lemah, karena tidak semua
transaksi disemua tempat dapat menerima uang giral.
c. Berdasarkan
kawasan/daerah berlaku
1).
Uang domestik, yaitu uang yang hanya berlaku di dalam wilayah suatu negara
tertentu saja.
2).
Uang regional, yaitu uang yang hanya berlaku di kawasan tertentu, seperti euro
berlaku bagi negara-negara kawasan Eropa.
3).
Uang internasional, yaitu uang yang berlaku tidak hanya di dalam wilayah suatu
negara tertentu saja, tetapi juga berlaku di berbagai wilayah negara didunia
(internasional). Misalnya, dollar AS
d. Berdasarkan Pemakai di
dalam dan luar negeri
1).
Internal Value, yaitu kemampuan dari uang untuk membeli barang di dalam suatu
negara, dengan kata lain nilai internal uang adalah kemampuan daya beli uang
terhadap barang-barang. Misalkan uang sebesar Rp 12.000,00 mampu ditukar dengan
1 kg gula.Ini berarti bahwa uang sebesar Rp 12.000,00 memiliki nilai internal
sebesar 1kg gula.
2).
External Value, yaitu kemampuan dari uang dalam negeri untuk bisa ditukar dengan
mata uang asing. Dengan kata lain eksternal value adalah daya beli uang dalam
negeri terhadap uang asing atau lebih dikenal dengan istilah nilai kurs. Contoh
nilai uang Rp12.500,00 mampu ditukarkan dengan US$ 1, ini berarti bahwa uang
Rp12.500,00 memiliki nilai eksternal sama dengan US$ 1.
5. Pengelolaan Uang Rupiah
Oleh Bank Indonesia
Kamu dalam pengelolaan nya,
BI bertanggung penuh dalam pengaturannya .Berikut adalah tahapan yang dilakukan
oleh BI dalam pengelolaan uang, tentu saja seluruh tahapan ini sudah diatur
dalam bentuk peraturan yang dikeluarkan oleh BI.Bebeapa tahapan pengelolaan
uang rupiah yang dilakukan oleh BI adalah; tahap perencanaan, tahap pencetakan,
tahap pengeluaran dan pengedaran, tahap pencabutan dan tahap pemusnahan.
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 14/7/PBI/2012 bahwa Bank Indonesia merupakan
satu- satunya lembaga yang melakukan pengelolaan uang rupiah, tahapan yang
dilakukan meliputi tahap perencanaan, pencetakan, pengeluaran, pengedaran,
pencabutan dan penarikan, serta pemusnahan uang rupiah.
a. Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan dan
penentuan jumlah uang rupiah yang akan dicetak, perlu diperhatikan tingkat
inflasi, pertumbuhan ekonomi, rencana jenis dan pecahan uang rupiah, serta
perkiraan jumlah uang rupiah yang dimusnahkan. Perencanaan tersebut dilakukan
agar uang yang dikeluarkan memiliki kualitas baik sehingga kepercayaan
masyarakat tetap terjaga.
Perencanaan yang dilakukan
BI meliputi perencanaan pengeluaran emisi baru dengan mempertimbangkan tingkat
pemalsuan, nilai intrinsik uang, serta masa edar uang. Selain itu, dilakukan
pula perencanaan terhadap jumlah serta komposisi pecahan uang yang akan dicetak
selama satu tahun mendatang. Berdasarkan perencanaan tersebut, kemudian
dilakukan pengadaan uang, baik untuk pengeluaran uang baru maupun pencetakan
rutin terhadap uang lama yang telah dikeluarkan.
b. Tahap Pencetakan
Pada tahap pencetakan
rupiah, BI melakukannya di dalam negeri dengan menunjuk Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) sebagai pelaksana pencetakan uang rupiah.BUMN yang melaksanakan
pencetakan uang rupiah tersebut adalah PERUM PERURI (Perusahaan Umum Percetakan
Uang Republik Indonesia).
Penunjukan BUMN sebagai
pelaksana pencetakan uang rupiah dilakukan sesuai dengan ketentuan BI mengenai
pengadaan jasa pencetakan uang rupiah. Jika BUMN yang ditunjuk menyatakan tidak
sanggup melaksanakan pencetakan uang rupiah, maka BUMN tersebut dapat menunjuk
lembaga lain untuk bekerja sama dalam pelaksanaan pencetakan uang rupiah dengan
memenuhi persyaratan pencetakan uang rupiah yang disepakati sebelumnya dengan
BI. Penunjukan lembaga lain dilakukan oleh BUMN melalui proses yang terbuka,
dapat dipertanggungjawabkan, serta menguntungkan negara.
Selain itu, harus terlebih
dahulu memperoleh persetujuan BI. Bila BUMN tak dapat memenuhi persyaratan
pencetakan rupiah yang disepakati sebelumnya, maka BI berwenang menetapkan
kebijakan lain demi memastikan ketersediaan rupiah. Dalam tahap pencetakan
uang, semua pihak yang terlibat wajib menjaga mutu, keamanan, dan harga yang
bersaing.
c. Pengeluaran dan
Pengedaran
Terkait dengan peran
mengeluarkan dan mengedarkan uang, BI senantiasa berupaya untuk dapat memenuhi
kebutuhan uang kartal di masyarakat baik dalam nominal yang cukup, jenis
pecahan yang sesuai, tepat waktu, dan dalam kondisi layak edar (clean money
policy). Untuk mewujudkan kondisi layak edar tersebut, pengelolaan pengedaran
uang yang dilakukan oleh Bank Indonesia dilakukan mulai dari pengeluaran uang,
pengedaran uang, pencabutan dan penarikan pengeluaran uang, pengedaran uang,
pencabutan dan penarikan uang, hingga pemusnahan uang.
Uang rupiah yang telah dikeluarkan
BI selanjutnya diedarkan ke seluruh wilayah Indonesia melalui Kantor Bank
Indonesia. Kebutuhan uang rupiah di setiap wilayah tentunya berbeda, didasarkan
pada jumlah persediaan, keperluan pembayaran, penukaran dan penggantian uang
selama jangka waktu tertentu. Kegiatan pengedaran uang juga dilakukan melalui
pelayanan kas kepada bank umum maupun masyarakat umum. Layanan kas kepada bank
umum dilakukan melalui penerimaan setoran dari nasabah dan pembayaran uang
rupiah.
Sedangkan kepada masyarakat,
dilakukan melalui penukaran secara langsung pada loket-loket penukaran di seluruh
kantor BI atau melalui kerjasama dengan perusahaan yang menyediakan jasa
penukaran uang kecil.
d. Tahap Pencabutan dan
Penarikan
Pencabutan uang dari peredaran
dimaksudkan untuk mencegah dan meminimalisasi peredaran uang palsu serta
menyederhanakan komposisi dan emisi pecahan. Uang rupiah yang dicabut tersebut
dapat ditarik dengan cara menukarkan ke Bank Indonesia atau pihak lain yang
telah ditunjuk oleh Bank Indonesia.
e. Tahap Pemusnahan
Uang yang dimusnahkan
tersebut adalah uang yang sudah dicabut dan ditarik dari peredaran, uang hasil
cetak kurang sempurna, dan uang yang sudah tidak layak edar.Kegiatan pemusnahan
uang diatur melalui prosedur dan dilaksanakan oleh jasa pihak ketiga, dengan
pengawasan dari BI.
6. Unsur Pengaman Uang
Rupiah
Uang Rupiah memiliki
ciri-ciri berupa tanda-tanda tertentu yang bertujuan mengamankan uang rupiah
dari upaya pemalsuan. Dalam website resmi Bank Indonesia secara umum, ciri-ciri
keaslian uang Rupiah dapat dikenali dari unsur pengaman yang tertanam pada
bahan uang dan teknik cetak yang digunakan, yaitu:
1.
Tanda Air (Watermark) dan Electrotype, Pada kertas uang terdapat tanda air
berupa gambar yang akan terlihat apabila diterawangkan ke arah cahaya.Benang
Pengaman (Security Thread), Ditanam di tengah ketebalan kertas atau terlihat
seperti dianyam sehingga tampak sebagai garis melintang dari atas ke bawah,
dapat dibuat tidak memendar maupun memendar di bawah sinar ultraviolet dengan
satu warna atau beberapa warna.
2.
Cetak Intaglio, Cetakan yang terasa kasar apabila diraba.
3.
Gambar Saling Isi (Rectoverso), Pencetakan suatu ragam bentuk yang menghasilkan
cetakan pada bagian muka dan belakang beradu tepat dan saling mengisi jika
diterawangkan ke arah cahaya.
4.
Tinta Berubah Warna (Optical Variable Ink), hasil cetak mengkilap (glittering)
yang berubah- ubah warnanya bila dilihat dari sudut pandang yang berbeda.
5.
Tulisan Mikro (Micro Text), Tulisan berukuran sangat kecil yang hanya dapat
dibaca dengan menggunakan kaca pembesar.
6.
Tinta Tidak Tampak (Invisible Ink), Hasil cetak tidak kasat mata yang akan
memendar di bawah sinar ultraviolet.
7.
Gambar Tersembunyi (Latent Image), Teknik cetak dimana terdapat tulisan
tersembunyi yang dapat dilihat dari sudut pandang tertentu.
Kamu sudah mempelajari
tentang konsep uang meliputi sejarah perkembangan uang, pengertian uang,
syarat-syarat uang, jenis uang, pengelolaan uang rupiah oleh BI dan unsur
pengaman uang rupiah, agar lebih memahami , berikut ini akan dijabarkan tentang
konsep fungsi dan nilai uang Pada materi ini Bapak/ Ibu diharapkan akan
memahami tentang bagaimana uang memiliki fungsi asli dan fungsi turunan,
selanjutnya bagaimana uang memiliki nilai yang berbeda berdasarkan waktu.
B. Konsep Fungsi dan Nilai
Uang
1. Konsep Fungsi Uang
Kamu, berikut ini akan
dijelaskan bagaimana uang memiliki fungsi dan nilai. Diharapkan setelah membaca
materi ini Kamu akan lebih memahami mengapa terjadi perbedaan nilai uang karena
perbedaan waktu dan sebagainya.
Pada dasarnya uang berfungsi
sebagai alat tukar untuk mempermudah transaksi perdagangan sehingga menjadi
murah serta dengan produktivitas yang tinggi guna mencapai hasil yang
maksimal.produktivitas yang tinggi akan dicapai jika ada spesialisasi disegala
bidang, misalnya tenaga kerja, ketrampilan dan keahlian, serta admnistrasi.
Tetapi spesialisasi tidak akan dicapai tanda adanya system pertukaran
perdagangan berjalan lancer. Oleh karena itu uang akan menjadi produktif jika
uang merupakan bagian yang sangat penting dari mekanisme dan proses pertukaran modern
dan oleh karena itu akan memudahkan kegiatan produksi. Namun sejalan dengan
perkembangan perekonomian uang berubah fungsi sebagai alat tukar yang lebih
luas lagi. Berbagai macam fungsi yang telah meluas tersebut merupakan salah
satu indikasi bahwa uang memiliki kedudukan yang semakin penting dan krusial
dalam masyarakat.
Fungsi uang secara lebih
rinci terbagi menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan (Wikipedia:
2018), sebagai berikut:
a. Fungsi Asli (Fungsi
Primer)
1).
Sebagai alat tukar umum (medium of exchange), uang adalah alat tukar yang sah
untuk seluruh transaksi, publik, perseorangan. jika menginginkan suatu barang,
kita akan menukarkannya dengan uang kita miliki. Jika anda pergi kepasar dan
menukarkan uang dengan barang, dan barang tersebut langsung anda terima, maka
uang telah melakukan fungsinya sebagai alat tukar. Kemudahan untuk mengubah
uang untuk menjadi sesuatu yang lain barang dan jasa disebut likuiditas.
2).
Sebagai satuan hitung (unit of account), artinya uang digunakan sebagai ukuran
harga suatu benda. Dengan adanya uang, anda dapat menentukan nilai atau harga
suatu barang yang diinginkan. Contohnya, harga sebuah baju Rp. 50.000; dari
sini anda dapat menyatakan jika membeli dua buah baju jumlahnya menjadi Rp.
100.000;
b. Fungsi Turunan (Fungsi
Sekunder)
1).
Sebagai alat pembayaran (means of payment), uang digunakan sebagai alat
pembayaran semua kebutuhan manusia. Misalnya, membayar utang, membeli makanan,membayar
angkutan umum, membayar SPP dan sebagainya. maka uang dalam hal telah melakukan
fungsinya sebagai alat pembayaran.
2).
Sebagai alat penyimpan kekayaan (store of value), orang yang mempunyai
pendapatan berlebih atau apabila semua kebutuhannya terpenuhi mereka akan
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk ditabung. Menabung berarti berjaga –
jaga apabila ada kebutuhan lain yang tidak terduga harus segera dipenuhi.
3).
Sebagai alat pemindah kekayaan, uang dapat pula sebagai media untuk mengganti
bentuk kekayaan. Dengan adanya uang maka harta yang dimiliki disuatu daerah
dapat di pindahkan kesuatu daerah atau tempat lain. Misalnya, pada saat orang
ingin membuka toko kelontong dan dia memiliki tanah, maka tanah tersebut dapat
dijual kemudian hasil dari penjualan tanah digunakan untuk membua toko
kelontong.Maka pada kasus ini uang yang anda gunakan untuk menukarkan barang
tersebut telah melakukan fungsinya sebagai alat pemindah kekayaan.Kekayaan anda
berubah dari tanah menjadi toko kelontong.
4).
Sebagai alat pembentuk modal, uang dapat digunakan perusahaan untuk dijadikan
modal atau investasi. Uang dapat juga digunakan masyarakat sebagai pendorong
untuk melakukan usaha dengan tujuan memperoleh laba atau penghasilan yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
5).
Alat pengukur harga barang dan jasa (penunjuk harga), harga barang yang dijual
di pasar, di toko, di supermarket atau di mal untuk memudahkan pembeli biasanya
dinilai dengan uang. Hal ini berarti uang digunakan sebagai penunjuk harga.
2. Konsep Nilai Uang
Kamu bagaimanna saudara
mengukur penggunaan uang ? terkadang timbul pertanyaan bagaimana mungkin
selembar kertas mampu ditukar dengan sejumlah barang ?. Hal ini sangat terkait
dengan nilai uang .Nilai uang adalah kemampuan uang untuk dapat ditukarkan
dengan sejumlah barang tertentu.
1.
Jenis uang berdasarkan nilai yang terkandung pada uang baik nilai intrinsic
maupun ektstrinsik.Jenis uang ini terbagi kedalam dua jenis yaitu (Kasmir 2017)
:
a.
Uang bernilai penuh ( full bodied money) , yaitu uang yang nilai bahannya
(nilai intrinsik) sama dengan nilai nominalnya. Pada umumnya, uang yang bemilai
penuh terbuat dari logam. Contoh uang logam, dimana nilai bahan untuk membuat
uang tersebut sama dengan nominal yang tertulis diuang
b.
Uang tidak bernilai penuh (representative full bodied money), yaitu uang yang
nilai bahannya (nilai intrinsik) lebih rendah daripada nilai nominalnya. Pada
umumnya, uang yang tidak bernilai penuh terbuat dan kertas. Uang jenis ini
sering disebut uan tertanda atau token money.
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai perbedaan full bodied money
dengan representative full bodied money (Rahardjo, 2009) antara lain menyangkut:
1.
Terletak pada definisinya. Bila representative full bodied money merupakan mata
uang yang nilai materinya jauh dibawah nilai nominalnya, maka full bodied money
adalah mata uang yang nilai materinya sama dengan nilai nominalnya.
2.
Pada masa representative full bodied money, mata uang dibuat oleh badan-badan
yang ditunjuk oleh pemerintah misalnya Bank Sentral, sedangkan pada masa full
bodied money, masyarakat bebas menempa dan melebur mata uang sendiri.
3.
Pada masa full bodied money, jumlah uang beredar sulit dihitung jumlahnya sedangkan
pada masa representative full bodied money jumlah uang beredar mudah dihitung.
2. Jenis uang berdasarkan
nilai waktu
Yang dimaksud dengan konsep
nilai waktu uang adalah sebuah konsep yang berkaitan dengan waktu dalam
menghitung nilai uang. Maksudnya, uang yang dimiliki seseorang pada hari ini
tidak akan sama nilainya dengan tahun-tahun yang akan mendatang. atau bisa kita
katakan bahwa uang yang sekarang nilainya jauh lebih besar dibandingkan dengan
uang yang akan diterima dimasa yang akan mendatang. Nilai waktu dari uang erat
kaitannya dengan nilai saat ini dan nilai yang akan datang.
1. Nilai yang akan datang
Nilai yang akan datang
merupakan nilai uang yang diterima dimasa mendatang dari sejumlah modal yang
ditanamkan sekarang dengan tingkat bunga tertentu. Nilai uang yang akan datang
adalah nilai uang sekarang ditambah tingkat bunga pada saat itu, sehingga
jumlahnya menjadi lebih banyak atau berlipat ganda akibat penambahan tingkat
bunga. Jumlah nilai uang yang akan datang bisa ditentukan dengan mengalikan
tingkat bunga dengan pokok pinjaman pada periode tertentu. Nilai uang yang akan
datang (future value) dapat dihitung dengan rumus
Fv = Pv (1+ i) n
Dimana ;
Fv = Future Value
Pv = Present Value
n = Jangka waktu simpanan
Contoh: Uang Ali pada 1
Januari 2019 menanamkan modalnya sebersar Rp.100.000.000 dalam bentuk deposito
di bank dengan tenor waktu selama 1 tahun. Pihak bank bersedia memberikan bunga
sebesar 10% per tahunnya. Maka pada 31 Desember 2019 nanti berapakah Tuan Ali
akan menerima uang miliknya yang terdiri dari uang modal pokok dan bunga.?
Diketahui :
Pv = Rp.100.000.000
i = 10% = 10/100 = 0,1
n = 1 Jawab :
FV = Pv (1+0,10)1
FV = Rp.100.000.000
(1+0,10)1 FV = Rp.100.000.000 (1+0,1)1 FV = Rp.100.000.000 (1,1)
FV = Rp.110.000.000,-
Jadi, nilai uang yang akan
datang dari Tuan Ali adalah sebesar Rp.110.000.000,-
2. Nilai Sekarang
Nilai sekarang merupakan
nilai sejumlah uang saat ini yang dapat di bungakan untuk memperoleh jumlah
yang lebih besar dimasa yang akan datang.Proses pencarian nilai sekarang dari
arus kas atau serangkaian arus kas, pendiskotoan merupakan kebalikan dari
pemajemukan. Nilai uang sekarang (preesent value) dapat dihitung dengan rumus
Pv = Fv x (1 + i)n Dimana ;
Fv = Future Value
Pv = Present Value
n = Jangka waktu simpanan
Contoh: Dalam kurun waktu
dua tahun lagi, Irma akan menerima uang sebanyak Rp.50.000,- berapakah nilai
uang tersebut sekarang jika tingkat bunga adalah 12% setahun?
Diketahui :
Fv = Rp.50.000 i = 0,12
n = 2
Jawab :
Pv = Fv/(1+i)n
= Rp.50.000/(1+0,12)2
= Rp.50.000/1,25
= Rp.40.000
Jadi, nilai sekarang uang
milik Irma adalah Rp.40.000
3. Nilai masa datang dan
nilai sekarang
Bunga menjadi faktor pada
nilai sekarang PVIF (r,n) yakni persamaan untuk diskonto dalam mencari nilai
sekarang ialah kebalikan dari faktor bunga nilai di masa depan FVIF (r,n).
Contoh: Bila Anjar menabung
uang sebesar Rp.5.000.000,- dengan bunga 15%, maka selama satu tahun anjar akan
mendapatkan uang sebesar ?
Diketahui :
Pv = Rp.5.000.000
r = 15% = 15/100 = 0,15
n = 1 Jawab :
FV = Pv(1+r)1
FV = Rp.5.000.000 (1+0,5)1
FV = Rp.5.000.000 (1,15) FV = Rp.5.750.000,-
Jadi, nilai mendatang uang
yang dimiliki Anjar adalah sebesar Rp.5.750.000,-
4. Anuitas
Anuitas merupakan rangkaian
pembayaran atau penerimaan tetap yang dilakukan secara berkala pada jangka
waktu tertentu. Selain itu anuitas juga dapat diartikan pula sebagai kontrak
dimana perusahaan asuransi memberikan pembayaran secara berkala sebagai sebuah
imbalan dari premi yang kita bayar. Contoh dari anuitas ini adalah bunga yang
diterima dari obligasi atau dividen tunai dari suatu saham preferen. Sifat
anuitas adalah; memiliki jumlah pembayaran tetap/ sama (equal payments) , jarak
periode antar angsuran sama (equal periods between payments), pembayaran
pertama dilakukan pada akhir periode pertama (in arrears).
C. Evolusi Sistem Pembayaran
Kamu sekalian, kita bisa
mendapat gambaran dari fungsi uang dan bentuknya dari waktu ke waktu dengan
melihat evolusi system pembayaran (payment system),dengan memahami materi
evolusi system pembayaran , nantinya Bapak /Ibu akan memahami bagaimana
transaksi dilakukan dalam perekonomian.
Sistem pembayaran telah
berubah sepanjang waktu, demikian pula dengan bentuk uang. Pada suatu waktu logam
berharga seperti emas digunakan sebagai alat pembayaran utama dan dari emas
tersebut berubah menjadi bentuk utama dari uang Selanjutnya aset kertas seperti
cek, dan uang kertas mulai digunakan untuk system pembayaran dan dianggap
sebagai uang. Dimana system pembayaran berujung memiliki makna penting tehadap
bagaimana uang akan didefenisikan dimasa mendatang.
Berikut akan diuraikan
bagaimana system pembayaran mengalami evolusi dari waktu ke waktu, dari mulai
uang komoditas, uang fiat, cek, pembayaran secara elektronik dan e-money.
1. Uang Komoditas
Untuk mendapat gambaran
dimana system pembayaran berujung, adalah penting untuk mengetahui proses
perubahan system pembayaran dari waktu ke waktu. Segala sesuatu yang berfungsi
sebagai uang, maka secara umum harus dapat diterima, setiap orang harus
bersedia menggunakannya sebagai pembayaran untk barang dan jasa. Setiap objek
yang mempunyai nilai yang jelas bagi setiap orang menjadi kandidat untuk bisa
menjadi uang dan pilihan yang lazim adalah logam berharga seperti emas, aatau
perak. Uang yang dibuat dari logam berharga atau komoditas berharga lainnya
disebut uang komoditas (commodity money). Dan dari uang purbakala sampai
beberapa ratus tahun yang lalu, uang komoditas berfungsi sebagai alat tukar
dihampir semua kalangan masyarakat kecuali masyarakat yang paling primitive.
Permasalahan yang muncul dari system pembayaran yang berbentuk logam berharga
adalah sangat berat dan sulit dibawa dari satu tempat ketempat yang lain.
Apalagi pembelian dalam jumlah yang besar, hal ini pasti menjadi tidak praktis.
2. Uang Fiat
Perkembangan berikutnya
dalam system pembayaran adalah mata uang kertas (selembar kertas yang berfungsi
sebagai alat tukar). Pada awalnya, uang kertas berisi jaminan yang dapat
dikonversikan kedalam bentuk koin atau ke logam berharga dengan kuantitas
tertentu. Akan tetapi, mata uang berubah secara perlahan menjadi uang fiat
(fiat money), yaitu uang kertas yang dikeluarkan oleh pemerintah sebagai alat
pembayaran yang sah (pengertian sah adalah uang kertas tersebut dapat diterima
sebagai pembayaran untuk utang) tetapi tidak dapat dikonversikan kedalam bentuk
koin atau logam berharga. Uang kertas mempunyai keuntungan dengan berat yang
lebih ringan dibandingkan dengan uang koin atau logam berharga, tetapi uang
kertas hanya bisa dipakai sebagai alat tukar hanya jika ada kredibilitas dari
otoritas yang menerbitkan uang kertas tersebut dan jika percetakan dari uang
kertas tersebut mengalami satu tahapan canggih dan sulit untuk dipalsukan. Oleh
karena uang kertas telah melibatkan pengaturan secara hukum, negara- negara
dapat mengubah ata uangnya sesuai dengan keinginan. Lebih lanjut, itulah yang
dilakukan oleh negara-negara Eropa ketika mereka menghancurkan mata uangnya
untuk diubah ke euro pada tahun 2002.
Kelemahan utama dari uang
kertas dan koin adalah mudah dicuri dan cukup mahal untuk dibawa dalam jumlah
yang besar karena tumpukannya yang banyak. Untuk mengatasi permasalahan ini,
tahapan lain dalam evolusi system pembayaran terjadi seiring dengan perkembangan
dari perbankan modern :penemuan cek.
3. Cek
Cek adalah instruksi dari
anda ke bank untuk mengirimkan uang dari rekening anda ke rekening orang lain
ketika orang tersebut menyetorkan cek yang diterimanya. Cek memungkinkan
terjadinya transaksi tanpa harus membawa sejumlah besar mata uang. Peneluan cek
merupakan inovasi terbesar yang dapat meningkatkan efisiensi system pembayaran.
Seringkali pembayaran dibuat bolak-balik saling membatalkan; tanpa cek, hal
tersebut akan membuat pergerakan dari banyaknya mata uang. Dengan cek
pembayaran yang saling membatalkan dapat diselesaika dengan pembatalan cek, dan
tidak ada uang yang perlu dipindahkan. Akibatnya, penggunaan cek dapat
menurunkan biaya transportasi yang terkait dengan system pembayaran dan
meningkatkan efisiensi ekonomi. Keuntungan cek lainnya adalah dapat dituliskan
berapapun jumlahnya sampai jumlah saldo yang ada direkening sehingga membuat
transaksi dalam jumlah besar menjadi lebih
mudah. Cek juga dapat
mengurangi kerugian, seadainya cek itu dicuri, dan karena cek memberikan bukti
pembelian dengan nyaman.
Akan tetapi terdapat dua
permasalahan dengan system pembayaran berdasarkan cek. Pertama, dibutuhkan
waktu untuk mendapatkan cek dari satu tempat ketempat lainnya, khususnya pada
masalah yang serius jika pembayaran dilokasi yang berbeda yang membutuhkan
pembayaran dengan cepat. Kedua, semua pekerjaan administrasi yang dibutuhkan
dalam proses cek juga mahal
4. Pembayaran Secara
Elektronik
Semakin murahnya computer
dan meluasnya penggunaan internet sekarang ini, membuat pembayaran secara
elektronik juga semakin murah. Pada masa lalu pengiriman cek harus lewat pos,
tetapi saat ini bank menyediakan situs web, dimana nasabah, bisa masuk
kedalamnya dengan mengklik beberapa tombol, dan dengan cara demikian pembayaran
atas tagihan dapat dilakukan secara elektronik. Kondisi bukan hanya menghemat
biaya prangko, tetapi juga membuat membayar tagihan menjadi hal yang
menyenangkan. System pembayaran secara elektronik yang disediakan oleh bank
hanya membutuhkan sedikit waktu untuk masuk kedalam system guna membayar
tagihan. Pembayaran yang sudah dilakukan secara otomatis akan mengurangi saldo
rekening di bank. Pembayaran secara elektronik ini diperkirakan bisa menghemat
lebih dari satu dolar per transaksi dibandingkna apabila menggunakan
menggunakan cek. Pembayaran secara elektronik kini semakin umum digunakan di
Amerika Serikat meskipun kebiasaan ini sebenarnya cenderung terlambat
dibandingkan dengan orang di Eropa, khususnya di Skandinavia.
5. E-Money
Teknologi pembayaran secara
elektronik tidah hanya menggantikan cek, tetapi juga tunai dalam bentuk
electronic money- adanya uang hanya dalam bentuk elektronik. Bentuk pertama
dari e-money adalah kartu debit. Kartu debit, yang bentuknya seperti kartu
kredit, memungkinkan konsumen membeli barang dan jasa secara langsung dapat
memindahkan dana secara elektronik dari rekening bank, ke rekening pihak
penjual. Kartu debit dapat digunakan di tempat-tempat yang menerima kartu
kredit dan sekarang ini menjadi lebih cepat dibandingkan dengan pembayaran
tunai. Pada sebagian besar pasar swalayan, misalnya , konsumen dapat menggesek
kartu debit melalui alat pembaca kartu yang ada dibagian kasir, dan rekening
akan berkurang sebesar nilai pembelian yang dilakukan. Sebagian besar bank dan
perusahaan seperti visa dan master card menerbitkan kartu kredit dan kartu ATM
yang dapat berfungsi sebagai kartu debit.
Bentuk e-money yang lebih
mutakhir adalah store –value card dibeli dengan dolar tertentu yang dibayar
dengan uang dimuka, mirip seperti kartu telepon prabayar. Semakin canggih store
value card dikenal sebagai smart card. Smart card berisi chip computer yang
dapat mengakses tunai secara digital dari pemilik rekening kapanpun dibutuhkan.
Dinegara Asia seperti Jepang dan Korea, telepon seluler sekarang mempunyai
fiture smart card yang memeberikan ekspresi bayar lewat telepon, menjadi
perkembangan baru , smart card bisa dibeli dimesin ATM, computer pribadi dengan
kartu pembaca smart card, atau peralatan telepon khusus.
Bentuk ketiga dari e-money
sering disebut dengan e cash yang digunakan melalui internet untuk membeli
barang dan jasa. Pelanggan mendapatkan e-cash dengan membuat satu rekening di
bank yang memepunyai jaringan internet dan kemudia bisa mempunyai e cash yang
dipindahkan ke computer pribadinya. Ketika ia ingin membeli sesuatu dengan
e-cash pelanggan dapat menjelajah toko yang ada di web, selanjutnya secara
otomatis e-cash ditransfer dari komputernya ke computer penjual. Penjual
kemudian mendapatkan dana yang ditransfer dari rekening bank konsumen ke
rekening penjual sebelum barang itu dikirimkan.
Kamu dengan adanya kemudahan
dari e-money, masyarakat akan berfikir kita akan menuju kepada masyarakat tanpa
uang tunai (cashless society) dimana semua pembayaran dilakukan secara
elektronik, akan tetapi ternyata hal ini tidak terjadi, mengapa ?
Apakah Kita Menuju Pada
Masyarakat Tanpa Uang Tunai ? Perkiraan mengenai masyarakat tanpa uang telah
beredar selama beberapa decade, tetapi ternyata tidak berkembang pesat.
Misalnya Business week, pada tahun 1975 memperkirakan, ketika elektronik
sebagai alat pembayaran akan segera terjadi perubahan drastisdari konsep uang
itu sendiri, menyangkalnya kembali beberapa tahun berikutnya. Uji coba dalam
beberapa tahun terakhir dengan smart cards untuk mengubah konsumen menggunakan
e-money tidak berjalan sukses. Mondex, satu diantara promosi yang meluas,pada
awal peluncuran stored value card di Inggris tahun 1995, hanya digunakan oleh
beberapa kampus universitas di Inggris. Di Jerman dan Belgia, jutaan orang
membawa kartu bank dengan chip computer yang menempel dikartu tersebut, tetapi
mereka sangat sedikit menggunakannya. Mengapa perubahan menjadi masyarakat
tanpa uang tunai berjalan sangat lambat ?
Walaupun e-money memberikan
kemudahan dan menjadi lebih efisien daripada system pembayaran dengan
menggunakan kertas, beberapa factor yang tidak mendukung hilangnya system
pembayaran dengan kertas. Pertama, sangat mahal jika menggunakan computer,
kartu pembaca dan jaringan telekomunikasi yang diperlukan untuk membuat uang
elektronik menjadi bentuk pembayaran yang dominan. Kedua, alat pembayaran
elektronik mendorong peningkatan keamanan dan pertimbangan pribadi .Kita sering
mendengar berita media yang menunjukkan penelusup masuk mengakses basis data
komputeruntuk mengambil informasi yang tersimpan. Oleh karena pencurian tersbut
sering terjadi, orang-orang tidak bertanggung jawab bisa mengakses rekening di
bank dalam system pembayaran elektronik dan mencuri dana dengan cara memindahkan
rekening orang lain ke rekening sendiri. Pencegahan kejahatan ini tidaklah
mudah dan ilmu computer telah bekerja penuh untuk mengembangkan system yang
dapat mengatasi masalah keamanan tersebut. Perhatian lebih lanjut terhadap
penggunaan alat pembayaran elektronik bisa membuat jaringan computer penuh
dengan sejumlah besar data kebiasaan belanja pribadi. Mereka merasa khawatir
bahwa pemerintah,atasan atau penjaual bisa mengakses data tersebut sehingga
mengganggu kerahasiaan pribadi.
D. Peranan Uang Dalam
Perekonomian
Dewasa ini uang sebagai
institusi ekonomi dan komoditas mempunyai peranan penting dalam perekonomian.
Pengertian uang sebagai institusi adalah uang telah diterima sebagai alat pembayaran
maupun alat penyimpan kekayaan. Mengingat fungsi utama dari sebuah intitusi
adalah mempermudah kehidupan manusia, baik secara individu maupun kelompok,
maka dapat dikatakan siapapun manusia yang hidup dizaman modern akan mengalami
kesulitan jika tidak mau menerima uang.
Sebagai contoh Pada waktu
belum dipergunakannya uang, seorang petani buah akan mempunyai mempunyai
penghasilan yang jauh lebih besar dari kebutuhan konsumsi, jika menanam dalam
skala lebih besar. Tetapi kelebihan penghasilan tersebut dalam tempo kurang
dari sebulan kemungkinan besar akan membusuk, karena tidak terjadinya double
coincidence of wants. Hal ini akan membuat petani buah kapok menanam dalam
skala besar dan tentunya tidak akan mendorong pertambahan ekonomi. Tetapi
dengan digunakannya uang dalam perekonomian modern, kelebihan panen tersebut
akan dapat dijual dan uangnya dapat disimpan dalam bentuk tabungan. Kelak jika
jumlah tabungan sudah banyak, petani dapat mempergunakannya untuk berbagai
tujuan, seperti memperbesar skala usaha atau dibelikkan tanah, rumah, TV, dll.
Berikut ini akan dijelaskan
peranan uang dalam perekonomian modern (Manurung dan Rahardja 2004):
1. Uang sebagai indikator
modrenisasi bangsa
Pengalaman menunjukkan
peradaban yang makin modern adalah peradaban yang semakin menghargai uang.
Bangsa yang modern adalah bangsa yang adil dan sejahtera. Hal ini dapat diukur
dari pendapatan perkapita dan distribusi pendapatan. Dari sisi pandang ekonomi,
bangsa yang makin modern adalah bangsa yang makin mampu mengalokasikan
sumberdaya yang lebih efisien. Sumberdaya tersebut mencakup sumberdaya ekonomi
dan nonekonomi. Semakin membaiknya kesetaraan dan demokratisasi menyebabkan
penentuan alokasi sumberdaya harus bersifat objektif dan mepertimbangakan
kepentingan banyak pihak. Dalam masyarakat modern pemerintah juga harus menjadi
pengarah alokasi sumberdaya, agar perekonomian semakin kuat.
2. Uang sebagai indikator
tingkat modrenisasi perekonomian
Perekonomian modern adalah
perekonomian yang sangat menjunjung tinggi alokasi sumberdaya ekonomi.
Keputusan yang diambil oleh konsumen dan produsen sifatnya mandiri,
terdesentralisasi, dan berdasarkan pertimbangan untung dan rugi. Jika kedua
pelaku ekonomi tersebut mencapai kondisi optimal, maka perekonomian akan
mencapai kondisi efisien atau disebut keseimbangan umun (general equilibrium)
3. Uang sebagai indikator
stabilitas ekonomi
Sebuah perekonomian
dikatakan stabil jika perkembangan indikator makroekonominya dalam jangka
panjang tidak fluktuatif. Didalam era modern tidak satu perekonomian yang
tertutup atau tidak melakukan transaksi dengan luar negeri. Keterbukaan ekonomi
disatu sisi memberikan manfaat percepatan ekonomi, tetapi disisi lain akan
menimbulkan masalah ketergantungan yang semakin besar kepada sektor luar
negeri. Kecenderungan mana yang terjadi, tercermin dari pergerakan nilai tukar
mata uang. Jika mata uang suatu Negara nilai tukarnya dalam jangka panjang
menunjukkan kecenderungan yang membaik maka kerjasama dengan luar negeri
memberikan manfaat yang optimal Begitupun sebaliknya . Karena itu stabilitas
nilai tukar juga dapat digunakan untuk mengukur stabilitas pekonomian.
4. Pasar uang dan pasar
modal
Baik pasar (money market)
maupun pasar modal (capital market) merupakan interaksi antara permintaan dan
penawaran uang. Yang di perjual belikan dalam pasar uang dan pasar modal adalah
hak penggunaan uang.seseorang atau sebuah lembaga yang memiliki kelebihan uang
dan untuk sementara waktu ataupun dalam jangka waktu lama belum akan digunakan,
dapat mengalihkan hak penggunaan uangnya tersebut kepada pihak lain yang
membutuhkan. Pengalihan tersebut dapat dilakukan langsung oleh pemilik uang
kepada pihak yang membutuhkan, misalnya dalam betuk memberi pinjaman. Agar
pemilik uang mau menglihkan hak penggunaanya, si peminjam memberikan kompensasi
berupa pembayaran bunga. Berapa lama uang tersebut dipinjamkan dan berapa
tingkat bunganya tergantung kesepakatan kedua pihak.
Demikian penjelasan tentang Pengertian
Uang, Sejarah Uang, Fungsi Uang, Jenis-jenis atau Macam-maca uang dan Nilai Uang
serta Peranan Uang dalam Sistem Ekonomi. Semoga ada manfaatnya






No comments
Post a Comment
Buka Formulir Komentar